CALIFORNIA - Para ilmuwan menemukan sebuah 'titik
panas' atau gunung berapi di sisi jauh Bulan. Hal ini menunjukan bahwa
Bulan sudah lebih aktif secara geologi dari dugaan sebelumnya.
Titik panas yang dimaksudkan ilmuwan adalah konsentrasi unsur radioaktif thorium, yang berada antara Compton dan kawah Belkovich di Bulan. Titik tersebut pertama kali terdeteksi oleh Lunar Prespektor spectrometer sinar gamma pada tahun 1998.
Tapi pengamatan baru dengan Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) yang menggunakan optical kamera, menunjukan bahwa itu bukan gunung berapi biasa, namun ini merupakan gunung berapi silikat (senyawa yang mengandung muatan listrik negatif) yang langka.
"Ini sangat tidak biasa. Ditemukan banyak gunung dan setengah diantaranya kaya akan silikat. Ini karena Bulan tidak seperti Bumi yang tidak memproses ulang bahan batuan dengan cara berkonsentrasi pada silikat," ujar Bradley Jolliff, dari Washington University di St Louis, pimpinan tim yang menganalisa gambar LRO.
Keberadaan daerah gunung berapi akan membuat para ilmuwan memperbaharui teori-teori sebelumnya mengenai sejarah gunung berapi di Bulan.
"Penemuan ini akan membuat kita berpikir ulang mengenai suhu Bulan dan evolusi vulkaniknya," tambah Jolliff, seperti dikutip TG Daily, Rabu (27/7/2011).
Jolliff dan timnya menduga daerah gunung berapi yang baru ditemukan mungkin jauh lebih muda umurnya dari sebagian besar gunung berapi di wilayah Procellarum KREEP Terrane.
"Meskipun kita tahu dari analisis langsung sampel batuan bulan bahwa kebanyakan aktivitas gunung berapi terjadi tiga sampai empat miliar tahun yang lalu. Kita bisa melihat dari orbit bahwa beberapa masa terbentuknya batuan basalt baru terjadi sekira satu miliar tahun yang lalu," tambah Jolliff.
Jolliff juga menjelaskan jika wilayah tersebut merupakan daerah pembentukan gunung berapi yang 'telat' tumbuh. Hal tersebut mungkin juga terjadi karena proses peleburan radioaktif yang juga telat, dan menyulitkan larva untuk sampai ke permukaan.
Titik panas yang dimaksudkan ilmuwan adalah konsentrasi unsur radioaktif thorium, yang berada antara Compton dan kawah Belkovich di Bulan. Titik tersebut pertama kali terdeteksi oleh Lunar Prespektor spectrometer sinar gamma pada tahun 1998.
Tapi pengamatan baru dengan Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) yang menggunakan optical kamera, menunjukan bahwa itu bukan gunung berapi biasa, namun ini merupakan gunung berapi silikat (senyawa yang mengandung muatan listrik negatif) yang langka.
"Ini sangat tidak biasa. Ditemukan banyak gunung dan setengah diantaranya kaya akan silikat. Ini karena Bulan tidak seperti Bumi yang tidak memproses ulang bahan batuan dengan cara berkonsentrasi pada silikat," ujar Bradley Jolliff, dari Washington University di St Louis, pimpinan tim yang menganalisa gambar LRO.
Keberadaan daerah gunung berapi akan membuat para ilmuwan memperbaharui teori-teori sebelumnya mengenai sejarah gunung berapi di Bulan.
"Penemuan ini akan membuat kita berpikir ulang mengenai suhu Bulan dan evolusi vulkaniknya," tambah Jolliff, seperti dikutip TG Daily, Rabu (27/7/2011).
Jolliff dan timnya menduga daerah gunung berapi yang baru ditemukan mungkin jauh lebih muda umurnya dari sebagian besar gunung berapi di wilayah Procellarum KREEP Terrane.
"Meskipun kita tahu dari analisis langsung sampel batuan bulan bahwa kebanyakan aktivitas gunung berapi terjadi tiga sampai empat miliar tahun yang lalu. Kita bisa melihat dari orbit bahwa beberapa masa terbentuknya batuan basalt baru terjadi sekira satu miliar tahun yang lalu," tambah Jolliff.
Jolliff juga menjelaskan jika wilayah tersebut merupakan daerah pembentukan gunung berapi yang 'telat' tumbuh. Hal tersebut mungkin juga terjadi karena proses peleburan radioaktif yang juga telat, dan menyulitkan larva untuk sampai ke permukaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar