Kebutuhan
akan energi semakin meningkat, tidak sebanding dengan keberadaan jumlah
cadangan sumber daya yang ada. Keterbatasan populasi energi dan pemakaian dari
energi tersebut membuat persediaan bahan baku untuk energi menjadi semakin
menipis. Adanya kesenjangan antara kebutuhan dan persediaan energi ini yang
akan menjadi masalah baru untuk dunia. Untuk itu diperlukan suatu terobosan
untuk memanfaatkan energi lain dan kini energi alternatif mulai dilirik untuk
memenuhi kebutuhan energi.
Banyak energi
alternatif mulai dikembangkan oleh berbagai negara maju maupun negara
berkembang untuk menjawab krisis energi. Berbagai macam energi alternatif yang
dikembangkan saat ini, antara lain seperti biodiesel, tenaga angin,
hidroelektrisitas, pembangkit listrik tenaga surya, biogas, pembangkit listrik energi ombak
dan lainnya. Selain bisa mengurangi penggunaan energi fosil, energi
alternatif juga lebih bersih dibandingkan energi alternatuf. Energi fosil sendiri
adalah energi yang berasal dari barubara, minyak ataupun gas alam.
Pengembangan
energi alternatif akan sangat bermanfaat untuk negara yang sangat tergantung
pada sumber energi fosil. Adanya energi alternatif dapat menekan jumlah
pemakaian sehingga tidak akan terjadi ketergantungan akan energi fosil yang
terbatas. Terutama negara Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Canada dan Korea
Selatan yang merupakan pengguna energi fosil terbanyak di dunia. Tetapi tidak
hanya kelima tersebut yang harus mulai memanfaatkan energi alternatif, di
negara kita sendiri ( Indonesia ) konsumsi energi Indonesia mencapai 7 persen
per tahun sementara pertumbuhan konsumsi energi dunia hanya 2,6 persen per
tahun. Hal inilah yang harus menjadi pertimbangan Indonesia untuk mulai
mengembangkan dan menggunakan energi alternatif.
Sungguh
ironis jika negara Indonesia yang 2/3 luas wilayahnya adalah lautan tidak
dimanfaatkan dengan baik. Berdasarkan data dari PBB pada tahun 2008, Indonesia
mempunyai panjang pantai mencapai 95.181 km. Selain itu tinggi ombaknya
mencapai 1-2 meter yang tidak pecah sampai pantai. Panjang pantai dan tinggi
ombak yang potensial ini dapat dimanfaatkan untuk energi alternatif tenaga ombak
berupa pembangkit listrik. Apalagi jika dibandingkaan dengan energi alternatif
lainnya seperti matahari dan angin, energi ombak ini memberikan ketersediaan
hingga mencapai 90% dengan kawasan tidak terbatas.
Gambar
PLTGL - SB |
Berdasarkan
data hasil uji 1 unit perangkat Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem
Bandul (PLTGL - SB) yang terdiri dari 3 ponton, didapatkan estimasi daya
sebesar 360 KW. Dengan catatan 1 ponton terdiri dari 12 bandul dan sudut ombak
30 derajat. Pantai dengan panjang 1 km akan menghasilkan lebih kurang 7,5 MW
listrik. Daya itu cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik 12.500 rumah tangga
sederhana. Tidak menutup kemungkinan PLTGL - SB dapat memasok listrik untuk
seluruh wilayah di Indonesia karena berdasarkan data Bank Dunia tahun 2009, konsumsi
energi listrik Indonesia per kapita baru mencapai 591 KWh per kapita. Jika
PLTGL - SB dapat dimaksimalakan dengan baik, tidak lebih dari 1% panjang pantai
Indonesia (951 km) dapat memasok minimal 7,1 GW atau sama dengan pasokan
seluruh listrik di Indonesia tahun ini.